Menulis Esai
Esai karangan prosa yang
membahas suatu masalah secara sepintas lalu dari sudut pandang pribadi
penulisnya. Pengarang esai disebut esais.
Berdasarkan sifatnya, esai ada dua jenis yakni esai informal dan formal.
Esai informal
menggunakan bahasa percakapan, dengan bentuk sapaan saya dan seolah-olah ia
berbicara langsung dengan pembacanya. Esai formal pendekatannya
serius.Pengarang menggunakan semua persyaratan penulisan.
JENIS ESAI (ditinjau dari Aspek Isi)
1. Esai Deskriptif.
Esai jenis ini dapat meluliskan
subjek atau objek apa saja yang dapat menarik perhatian pengarang. Ia bisa
mendeskripsikan sebuah rumah, sepatu, tempat rekreasi dan sebagainya.
2. Esai Tajuk.
Esai jenis ini dapat dilihat dalam
surat kabar dan majalah. Esai ini mempunyai satu fungsi khusus, yaitu
menggambarkan pandangan dan sikap surat kabar/majalah tersebut terhadap satu
topik dan isu dalam masyarakat. Dengan Esai tajuk, surat kabar tersebut
membentuk opini pembaca. Tajuk surat kabar tidak perlu disertai dengan nama
penulis.
3. Esai Cukilan
Watak. Esai ini memperbolehkan seorang penulis membeberkan beberapa segi dari
kehidupan individual seseorang kepada para pembaca. Lewat cukilan watak itu
pembaca dapat mengetahui sikap penulis terhadap tipe pribadi yang dibeberkan.
Di sini penulis tidak menuliskan biografi. Ia hanya memilih bagian-bagian yang
utama dari kehidupan dan watak pribadi tersebut.
4. Esai Pribadi,
hampir sama dengan esai cukilan watak. Akan tetapi, esai pribadi ditulis sendiri
oleh pribadi tersebut tentang dirinya sendiri. Penulis akan menyatakan Saya
adalah saya. Saya akan menceritakan kepada saudara hidup saya dan pandangan
saya tentang hidup. Ia membuka tabir tentang dirinya sendiri.
5. Esai Reflektif.
Esai reflektif ditulis secara formal dengan nada serius. Penulis mengungkapkan
dengan dalam, sungguh-sungguh, dan hati-hati beberapa topik yang penting
berhubungan dengan hidup, misalnya kematian, politik, pendidikan, dan hakikat
manusiawi. Esai ini ditujukan kepada para cendekiawan.
6. Esai Kritik.
Dalam esai kritik penulis memusatkan diri pada uraian tentang seni, misalnya,
lukisan, tarian, pahat, patung, teater, kesusastraan. Esai kritik bisa ditulis
tentang seni tradisional, pekerjaan seorang seniman pada masa lampau, tentang
seni kontemporer. Esai ini membangkitkan kesadaran pembaca tentang pikiran dan
perasaan penulis tentang karya seni.
Kritik yang menyangkut karya sastra
disebut kritik sastra.
BAGIAN-BAGIAN ESAI
Pertama,
pendahuluan;
Pendahuluan berisi latar belakang informasi yang mengidentifikasi
subyek bahasan dan pengantar tentang subyek yang akan dinilai oleh si penulis
tersebut.
Kedua, tubuh esai;
Bagian tubuh esai menyajikan seluruh informasi tentang subyek.
Ketiga, bagian
akhir;
Bagian akhir esai berupa simpulan dengan menyebutkan kembali ide pokok,
ringkasan dari tubuh esai, atau menambahkan beberapa observasi tentang subyek
yang dinilai oleh si penulis.
Ciri-ciri Esai
a. Berbentuk
prosa, artinya dalam bentuk komunikasi biasa, menghindarkan penggunaan bahasa
dan ungkapan figuratif.
b. Singkat,
maksudnya dapat dibaca dengan santai dalam waktu dua jam. Memiliki gaya
pembeda. Seorang penulis esai yang baik akan membawa ciri dan gaya yang khas,
yang membedakan tulisannya dengan gaya penulis lain.
c. Selalu
tidak utuh, artinya penulis memilih segi-segi yang penting dan menarik dari
objek dan subjek yang hendak ditulis.
d. Penulis
memilih aspek tertentu saja untuk disampaikan kepada para pembaca.
e. Memenuhi keutuhan penulisan. Walaupun esai
adalah tulisan yang tidak utuh, namun harus memiliki kesatuan, dan memenuhi
syarat-syarat penulisan, mulai dari pendahuluan, pengembangan sampai ke
pengakhiran.
f. Di
dalamnya terdapat koherensi dan kesimpulan yang logis.
g. Penulis
harus mengemukakan argumennya dan tidak membiarkan pembaca tergantung di
awang- awang.
h. Mempunyai
nada pribadi atau bersifat personal, yang membedakan esai dengan jenis karya
sastra yang lain adalah ciri personal.
i. Ciri personal dalam penulisan esai adalah
pengungkapan penulis sendiri tentang kediriannya, pandangannya, sikapnya,
pikirannya, dan dugaannya kepada pembaca.
Langkah-langkah
Pembuatan Esai
1. Menentukan
tema atau topik Membuat outline atau garis besar ide-ide yang akan dibahas
2. Menuliskan pendapat sebagai penulis dengan
kalimat yang singkat dan jelas
3. Menulis
tubuh esai; memulai dengan memilah poin-poin penting yang akan dibahas,
4. Membuat
beberapa subtema pembahasan
5. Mengembangkan
subtema yang telah dibuat sebelumnya.
6. Membuat
paragraf pertama yang sifatnya sebagai pendahuluan (alasan atau latar belakang
alasan kita menulis esai)
7. Menuliskan
simpulan (untuk membentuk opini pembaca)
8. Memberikan sentuhan
akhir pada tulisan agar pembaca merasa bisa mengambil manfaat dari apa yang
ditulis tersebut dengan mudah dan sistematis sehingga membentuk kerangka
berpikir secara utuh.
Cara mengembangkan
Kerangka Karangan Esai
1. Mulailah
dengan sebuah definisi;
2. Kembangkan
karangan dengan deskripsi situasi;
3. Masukan
pandangan seorang ahli;
4. Buatlah
kalimat-kalimat tunggal dan kalimat majemuk setara atau bertingkat dengan
struktur yang sederhana;
5. Untuk
memudahkan menguraikan paragraf gunakan paragaraf-paragraf deduktif;
Contoh kumpulan
buku esai sastra yang bisa dijadikan referensi adalah,
a. Menjadi
Manusia karya Yakob Sumarjo;
b. Si
Parasit Lajang karya Ayu Utami;
c. Obsesi Perempuan
Berkumis karya Budi Darma.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar