Jumat, 14 Oktober 2016

Menulis Esai

Menulis Esai

Esai karangan prosa yang membahas suatu masalah secara sepintas lalu dari sudut pandang pribadi penulisnya. Pengarang esai disebut esais.

Berdasarkan sifatnya, esai ada dua jenis yakni esai informal dan formal.

Esai informal menggunakan bahasa percakapan, dengan bentuk sapaan saya dan seolah-olah ia berbicara langsung dengan pembacanya.  Esai formal pendekatannya serius.Pengarang menggunakan semua persyaratan penulisan. 

JENIS ESAI (ditinjau dari Aspek Isi)
1. Esai Deskriptif.
            Esai jenis ini dapat meluliskan subjek atau objek apa saja yang dapat menarik perhatian pengarang. Ia bisa mendeskripsikan sebuah rumah, sepatu, tempat rekreasi dan sebagainya.
2. Esai Tajuk.
            Esai jenis ini dapat dilihat dalam surat kabar dan majalah. Esai ini mempunyai satu fungsi khusus, yaitu menggambarkan pandangan dan sikap surat kabar/majalah tersebut terhadap satu topik dan isu dalam masyarakat. Dengan Esai tajuk, surat kabar tersebut membentuk opini pembaca. Tajuk surat kabar tidak perlu disertai dengan nama penulis.
3. Esai Cukilan Watak. Esai ini memperbolehkan seorang penulis membeberkan beberapa segi dari kehidupan individual seseorang kepada para pembaca. Lewat cukilan watak itu pembaca dapat mengetahui sikap penulis terhadap tipe pribadi yang dibeberkan. Di sini penulis tidak menuliskan biografi. Ia hanya memilih bagian-bagian yang utama dari kehidupan dan watak pribadi tersebut.
4. Esai Pribadi, hampir sama dengan esai cukilan watak. Akan tetapi, esai pribadi ditulis sendiri oleh pribadi tersebut tentang dirinya sendiri. Penulis akan menyatakan Saya adalah saya. Saya akan menceritakan kepada saudara hidup saya dan pandangan saya tentang hidup. Ia membuka tabir tentang dirinya sendiri.
5. Esai Reflektif. Esai reflektif ditulis secara formal dengan nada serius. Penulis mengungkapkan dengan dalam, sungguh-sungguh, dan hati-hati beberapa topik yang penting berhubungan dengan hidup, misalnya kematian, politik, pendidikan, dan hakikat manusiawi. Esai ini ditujukan kepada para cendekiawan.
6. Esai Kritik. Dalam esai kritik penulis memusatkan diri pada uraian tentang seni, misalnya, lukisan, tarian, pahat, patung, teater, kesusastraan. Esai kritik bisa ditulis tentang seni tradisional, pekerjaan seorang seniman pada masa lampau, tentang seni kontemporer. Esai ini membangkitkan kesadaran pembaca tentang pikiran dan perasaan penulis tentang karya seni. 
Kritik yang menyangkut karya sastra disebut kritik sastra.

BAGIAN-BAGIAN ESAI
Pertama, pendahuluan;
             Pendahuluan berisi latar belakang informasi yang mengidentifikasi subyek bahasan dan pengantar tentang subyek yang akan dinilai oleh si penulis tersebut.
Kedua, tubuh esai;
             Bagian tubuh esai menyajikan seluruh informasi tentang subyek.
Ketiga, bagian akhir;
            Bagian akhir esai berupa simpulan dengan menyebutkan kembali ide pokok, ringkasan dari tubuh esai, atau menambahkan beberapa observasi tentang subyek yang dinilai oleh si penulis.

Ciri-ciri Esai
a. Berbentuk prosa, artinya dalam bentuk komunikasi biasa, menghindarkan penggunaan bahasa dan    ungkapan figuratif.
b. Singkat, maksudnya dapat dibaca dengan santai dalam waktu dua jam. Memiliki gaya pembeda. Seorang penulis esai yang baik akan membawa ciri dan gaya yang khas, yang membedakan tulisannya dengan gaya penulis lain.
c. Selalu tidak utuh, artinya penulis memilih segi-segi yang penting dan menarik dari objek dan subjek yang hendak ditulis.
d. Penulis memilih aspek tertentu saja untuk disampaikan kepada para pembaca.
e.  Memenuhi keutuhan penulisan. Walaupun esai adalah tulisan yang tidak utuh, namun harus        memiliki kesatuan, dan memenuhi syarat-syarat penulisan, mulai dari pendahuluan, pengembangan      sampai ke pengakhiran.
f. Di dalamnya terdapat koherensi dan kesimpulan yang logis.
g. Penulis harus mengemukakan argumennya dan tidak membiarkan pembaca tergantung di awang-    awang.
h. Mempunyai nada pribadi atau bersifat personal, yang membedakan esai dengan jenis karya sastra yang lain adalah ciri personal.
i.  Ciri personal dalam penulisan esai adalah pengungkapan penulis sendiri tentang kediriannya, pandangannya, sikapnya, pikirannya, dan dugaannya kepada pembaca.

Langkah-langkah Pembuatan Esai
1. Menentukan tema atau topik Membuat outline atau garis besar ide-ide yang akan dibahas
2.  Menuliskan pendapat sebagai penulis dengan kalimat yang singkat dan jelas
3. Menulis tubuh esai; memulai dengan memilah poin-poin penting yang akan dibahas,
4. Membuat beberapa subtema pembahasan
5. Mengembangkan subtema yang telah dibuat sebelumnya.
6. Membuat paragraf pertama yang sifatnya sebagai pendahuluan (alasan atau latar belakang alasan         kita menulis esai)
7. Menuliskan simpulan (untuk membentuk opini pembaca)
8. Memberikan sentuhan akhir pada tulisan agar pembaca merasa bisa mengambil manfaat dari apa        yang ditulis tersebut dengan mudah dan sistematis sehingga membentuk kerangka berpikir secara        utuh.

Cara mengembangkan Kerangka Karangan Esai
1. Mulailah dengan sebuah definisi;
2. Kembangkan karangan dengan deskripsi situasi;
3. Masukan pandangan seorang ahli;
4. Buatlah kalimat-kalimat tunggal dan kalimat majemuk setara atau bertingkat dengan struktur yang     sederhana;
5. Untuk memudahkan menguraikan paragraf gunakan paragaraf-paragraf deduktif;

Contoh kumpulan buku esai sastra yang bisa dijadikan referensi adalah,
a. Menjadi Manusia karya Yakob Sumarjo;
b. Si Parasit Lajang karya Ayu Utami;
c. Obsesi Perempuan Berkumis karya Budi Darma.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar